SONDAH
A. PENGERTIAN SONDAH
Permainan Tradisional Sondah atau Engklek yaitu permainan
yang sering dimainkan oleh anak-anak, terutama anak perempuan. Sarana
bermainnya adalah pola gambar yang dibentuk kotak-kotak di tanah.
Kita dapat menemukan jenis permainan tradisional sondah ini
di berbagai wilayah, dari sumatera, Jawa, bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Kalau
di tanah sunda dikenal dengan sondah atau engklek, daerah lainnya disebut
intingan (Sampit), tepuk gunung (Jawa Barat), deprok (betawi), dan gedrik (Banyuwangi).
Sondah bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, ada juga yang
memainkannya sampai 5 orang. Permainan tradisional sondah semakin asik jika
dimainkan semakin banyak orang.
B. SEJARAH SONDAH
Mungkin kita merasa bahwa permainan Sondah/engklek asli
permainan tradisional Indonesia tapi Faktanya bukan. permainan ini asli dari
Roma. Permainan ini di roma disebut permainan Hopscotch yang mempunyai arti
Hop(melompat atau lompat) dan scotch (garis-garis yang berada di dalam
permainan tersebut). berikut adalah rancangan awal permainan sondah/Hopscotch
Awalnya di Roma permainan Sondah/Hopscotch ini di gunakan
untuk latihan perang para tentara Roma. Biasanya permainan ini dilakukan
tentara Roma di daerah Great North Road (Perjalanan untuk penjajahan daerah
dari glosgow, Skotlandia ke Inggris). Arena permainan di buat lebih luas yaitu
lebih dari 100 kaki ( 31 Meter) panjangnya. Permainan ini untuk melatih
kecepatan, kekuatan dan stamina tentara Roma sambil membawa perlengkapan
perang.
PENYEBARAN SONDAH KE SELURUH ANAK-ANAK DI DUNIA
Penjajahan Roma bermula dari Negara Inggris dan Skotlandia.
mereka
mengajarkan gaya
hidup dan permainan Hopscotch kepada anak-anak Inggris dan Skotlandia.
Hopscotch menyebar cepat ke segala penjuru ketika orang-orang
Inggris dan Skotlandia
pindah ke Ameraka dan menetap disana. Terlebih lagi tentara Roma memperluas
negara jajahannya hingga sampai ke Eropa. Hopscotch akhirnya
menjadi permainan
favorit seluruh dunia termasuk Asia dan Alaska. Hingga
anak-anak dari negara
Belanda pun menggemari permainan Hopscotch dan
membawanya ke negara
Indonesia.
ZAMAN KOLONIAL BELANDA
Permainan Hopscotch
yang dikarenakan berasal dari daerah Barat mulanya, menjadi dugaan sementara
bahwa permainan hopscotch diperkenalkan dan dibawa pertama kali ke negara
Indonesia pada zaman kolonial Belanda. Negara Belanda mengajarkan permainan
hopscotch ini kepada anak-anak pribumi yang mereka jumpai.
C. NILAI PERMAINAN TRADISIONAL SONDAH
Permainan ini memberi nilai kepada anak-anak akan perjuangan
manusia atau bisa juga dikatakan usaha dalam membangun rumahnya. Perjuangan
yang tidak diraih dengan rebutan, tetapi bersaing secara adil.
Anak-anak diajarkan untuk menyepakati aturan dalam
memperoleh pijakan pada masing-masing kotak
Ada yang menyebutkan
permainan ini berkembang sejak jaman kolonial dengan latar belakang cerita
perbutan petak sawah.Permainan tradisional engklek dikenal sebagai sarana
bermain ketangkasan yang dimainkan dengan menyenangkan.Permainan ini juga
memiliki manfaat melatih motorik kasar. Anak menjadi lebih aktif dan daya
tahannya lebih kuat, serta tuhunya lebih sehat karena banyak bergerak.
Anak-anak yang bermain sondah lebih mengenal lingkungannya,
karena bermain di luar rumah. Anak-anak juga belajar mandiri dengan sendirinya,
karena bermain bersama teman-teman seusianya. Jadi mereka dapat bersosialisasi
dengan lebih baik di sekitar rumahnya.
D. CARA BERMAIN SONDAH
Ajaklah teman-teman yang lebih banyak untuk bermain sondah/
engklek. Permainan tradisional engklek ini bisa dimulai dengan beberapa tahap,
antara lain
•Gambarlah bidang sondah lebih dulu, ada bermacam-macam pola
yang dapat dimainkan. Menggambar pola sondah bisa lebih cepat kalau dilakukan
bersama teman-teman.
•Sebelum memulai permainan, anak-anak biasanya memulai
dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang lebih awal untuk bermain.
•Setiap anak-anak harus menyiapkan genting kecil atau
pecahan keramik. Pecahan genting dipakai untuk alat yang dilemparkan ke
kotak-kotak sondah.
•Semua pecahan genting diletakkan di kotak pertama. Lalu
permain pertama lompat melewati kotak pertama dan pindah ke kotak demi kotak
sampai kotak terakhir dengan satu kaki. Kotak yang sudah diisi dengan pecahan
genting tidak boleh diinjak oleh setiap pemain.
•Setelah menginjak kotak terakhir, pemain langsung balik arah
dan melewati kotak demi kotak lagi. Lalu, pemain berhenti sebelum kotak pertama
dan mengambil genting. Lalu meloncati kotak pertama tersebut. Begitu seterusnya dimainkan oleh anak-anak
yang bermain selanjutnya.
•Pemain yang menang adalah genting si pemain yang bisa mencapai kotak terakhir lalu dia mendapatkan bintang petamanya.
Agar lebih jelas tonton videonya yuk..
SUMBER2: https://www.sabumiku.com/budaya-nusantara/permainan-tradisional-engklek-atau-sondah/